en id

Jelang Pertemuan Tahunan IMF-World Bank Group 2018, Manajemen Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai Gelar Bimbingan Teknis Bomb Threat Management

15 Sep 2018

kembali ke list


MANGUPURA – Bersama dengan narasumber dari Unit Penjinak Bom (Jibom) Satuan Brigade Mobil (Brimob) Kepolisian Daerah Provinsi Bali, Manajemen Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai menggelar bimbingan teknis Bomb Threat Management, (13-14/9) bertempat di Ruang Rapat Hotel Novotel, kawasan Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai-Bali.

Peserta dalam kelas bimbingan teknis tersebut adalah sejumlah personil Aviation Security (Avsec) dari empat Bandar Udara penopang IMF-World Bank Group Annual Meetings 2018, yaitu Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai - Bali, Bandar Udara Internasional Lombok, Bandar Udara Internasional Juanda - Surabaya, Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin - Makassar, dan Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan - Balikpapan. Kegiatan ini juga melibatkan Unit Contact Center 172 dari Surabaya.

Selain personel Avsec, sejumlah personel dari unit lain di lingkungan Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, yaitu Unit Customer Service dan Airport Duty Officer juga turut mengasah kemampuan dalam menghadapi ancaman bom.

Dalam rangkaian acara yang dihelat selama dua hari tersebut, peserta diasah kemampuannya dalam penanganan ancaman bom terhadap Bandar Udara, termasuk pengenalan jenis-jenis bahan peledak, penilaian ancaman bom, serta praktik dalam penanganan ancaman bom. Acara tersebut juga turut dihadiri oleh perwakilan dari stakeholder keamanan di lingkungan Bandar Udara, di antaranya Polresta Denpasar, Polsek Kawasan Udara Ngurah Rai, serta perwakilan Pangkalan TNI AU I Gusti Ngurah Rai. Turut hadir pula Airport Security Protection Senior Manager PT. Angkasa Pura I (Persero), Muhammad Mardiath; serta perwakilan dari Airline Operators Committee, Clarence tan.

Acara dibuka oleh Airport Security Department Head, I Made Sudiarta. Dalam sambutannya, Made Sudiarta menekankan pentingnya pelatihan mengenai penanganan bom di Bandar Udara. "Bandar Udara selaku obyek vital negara, serta sebagai sarana pendukung pelaksanaan Pertemuan Tahunan IMF-World Bank Group 2018 merupakan sarana yang rawan terhadap gangguan stabilitas keamanan. Dengan kegiatan ini, dimaksudkan agar setiap personil Aviation Security memiliki sikap profesionalisme yang tinggi, serta mampu memahami ancaman dini terhadap keamanan Bandar Udara,” ujar Made Sudiarta. 

Terkait manajemen waktu dalam menghadapi ancaman, Made Sudiarta menekankan pentingnya kecepatan respon dan koordinasi antar unit dalam Bandar Udara. “Manajemen waktu itu sangat penting. Semua unit harus bekerja secara simultan dalam menghadapi ancaman bom, sehingga ancaman dapat segera ditangani secara cepat,” tegas Made Sudiarta. 

Di hari kedua, dilaksanakan simulasi penanganan ancaman bom, di mana seluruh peserta di kelas berperan sesuai fungsinya dalam kondisi ancaman bom dari pihak luar.

Sebagaimana diketahui, dalam waktu kurang lebih tiga minggu lagi akan digelar IMF-World Bank Group Annual Meetings 2018 di kawasan Nusa Dua, Bali. Dengan posisi Bandar Udara sebagai obyek vital yang menjadi hub bagi para delegasi, peningkatan kemampuan personil Bandar Udara, terutama personil Aviation Security mutlak diperlukan untuk menciptakan suasana yang aman demi kelancaran penyelenggaraan event akbar kenegaraan tersebut.